Di Indonesia, bahasa-bahasa apa yang tidak menggunakan alfabet Latin?



Bahasa-bahasa daerah di Indonesia pada dasarnya tidak menggunakan aksara Latin. Beberapa bahasa bahkan aslinya tidak memiliki aksara (hanya digunakan secara lisan). Bahasa Jawa, Bali, Sunda, Bugis, dan Batak menggunakan aksara turunan dari aksara Kawi. Aksara Kawi diturunkan dari aksara Palawa yang merupakan turunan dari aksara Brahmi.

Pernah digunakan pula aksara Jawi. Aksara ini aslinya merupakan aksara Arab, namun dimodifikasi untuk menyesuaikan khazanah fonem bahasa-bahasa di Asia Tenggara.
Menariknya, bahasa Cia-Cia, bahasa yang dituturkan di Sulawesi Tenggara, sempat menggunakan aksara Hangul dari Korea. Iya! Anda tidak salah baca dan saya tidak typo. Penggunaannya memang tidak diresmikan oleh pemerintah, tetapi aksara itu sempat diajarkan di sekolah dan digunakan di plang nama jalan.



Adapun aksara Latin diadopsi oleh bahasa-bahasa di Indonesia setelah kontak dengan bangsa Eropa yang menggunakan bahasa Latin. Secara resmi, aksara Latin digunakan di Indonesia (pada waktu itu belum dinamakan Indonesia) pada 1536. Alif Danya Munsyi (2005:55) menulis dalam bukunya yang berjudul Bahasa Menunjukkan Bangsa:
… pengenalan kita pada aksara Latin dimulai secara resmi pada 1536, yakni melalui sekolah pertama di Indonesia yang didirikan di Ambon oleh penguasa Portugis, Antonio Galvao. Orang-orang di Ambon mengenal bahasa Melayu melalui karya misioner Fransiscus Xaverius.
Sampai sekarang, aksara Latin masih digunakan oleh bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah. 

No comments: