Mengapa kosakata bahasa Indonesia lebih sedikit daripada kosakata bahasa Inggris?



Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kelima yang diluncurkan pada 2016 memuat 127.036 lema, bertambah lebih dari 35% daripada edisi sebelumnya pada 2008.[1] Sementara itu, saya menemukan referensi dengan angka yang berbeda-beda mengenai jumlah kosakata bahasa Inggris, tetapi semuanya lebih besar daripada angka yang ditunjukkan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
  • Oxford English Dictionary edisi kedua (1989) memuat 171.476 lema yang masih digunakan oleh penutur bahasa Inggris.
  • Webster's Third New International Dictionary (1961) dan addendumnya (1993) memuat sekitar 470.000 lema.
  • The American Heritage Dictionary of the English Language edisi ketiga (1992) memuat 350.000 lema.
Bahasa Inggris telah berkembang sejak abad kelima. Dalam perjalanannya, bahasa Inggris mendapat pengaruh secara masif dari berbagai bahasa. Pendudukan Romawi Kuno dan Viking memberi warna pada bahasa Inggris kuno, kemudian bentuk bahasa Inggris sebagaimana yang ada sekarang mulai terlihat memasuki abad ke-11 dengan pengaruh bahasa Norman-Perancis yang dibawa oleh bangsa Norman. Berkembangnya ilmu pengetahuan juga memperkaya kosakata bahasa Inggris. Perkembangan bahasa Inggris semakin masif setelah kerajaan Inggris berlayar ke berbagai belahan dunia dan kontak dengan berbagai suku bangsa di Amerika, Afrika, Australia, Asia, dan Oseania. Dewasa ini, bahasa Inggris menjadi bahasa resmi dan bahasa kedua di berbagai negara. Bahasa Inggris eksis berdampingan dengan bahasa lain di seluruh dunia. Karena itu, banyak kosakata dari bahasa lain memasuki bahasa Inggris.
Adapun bahasa Indonesia juga berkembang pesat semenjak diikrarkan secara resmi pertama kali pada Kongres Pemuda Kedua 1928. Bahasa Indonesia mengadopsi banyak kosakata dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Saya tidak tahu alasan ilmiah mengapa kosakata bahasa Indonesia lebih sedikit daripada bahasa Inggris. Namun, jika saya boleh memberikan educated guess, mungkin penyebabnya hanya perkara waktu. Dibandingkan dengan bahasa Inggris yang bentuk modernnya telah ada sejak abad ke-15, bahasa Indonesia masih terbilang muda. Kalau kita ambil Kongres Pemuda Kedua sebagai titik awal, maka umur bahasa Indonesia baru 90 tahun. Di samping itu, bahasa Indonesia adalah bahasa terbuka, meskipun penuturnya ada yang mendukung “kemurnian bahasa” (bahasa yang bebas dari pengaruh bahasa asing). Mungkin saja jika telah berumur sama dengan bahasa Inggris, jumlah kosakata bahasa Indonesia dapat menyamai (atau bahkan melebihi) jumlah kosakata bahasa Inggris pada saat ini.

No comments: