Mengapa tidak ada orang Indonesia yang menjadi pemikir atau penemu besar dunia?

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak terjadi dalam semalam, tidak juga dilakukan oleh satu orang atau satu generasi. Perkembangan itu terjadi secara bertahap dan melibatkan banyak orang dari berbagai generasi. Misalnya, teknologi komputer yang ada sekarang mungkin tidak akan ada jika sebelumnya tidak ada ilmu fisika dan kimia. Ilmu fisika dan kimia tidak akan ada jika tidak ada matematika. Matematika tidak akan ada jika tidak ada ilmu logika. Ilmu logika mungkin tidak akan berkembang jika tidak ada pemikir-pemikir seperti Socrates, Plato, dkk. Artinya, dalam perkembangan ilmu pengetahuan, satu pengetahuan menjadi dasar untuk mendapatkan pengetahuan baru.
Hal tersebut dinamakan collective learning; pengetahuan yang seseorang peroleh digunakan oleh orang lain untuk memperoleh pengetahuan lainnya. Salah satu sarana paling krusialnya adalah literasi, dokumentasi, dan edukasi. Literasi dan dokumentasi perlu karena pengetahuan harus dituliskan agar dapat digunakan oleh generasi berikutnya tanpa distorsi. Edukasi juga perlu karena generasi berikut harus belajar dari tulisan-tulisan generasi sebelumnya. Plato dkk. mengabadikan pengetahuan mereka dalam karya tulis. Karyanya kemudian akan dibaca oleh kaum terdidik Eropa berabad-abad kemudian. Orang Eropa itu juga akan menuliskan pengetahuan mereka, yang kemudian akan dibaca oleh generasi selanjutnya. Begitu seterusnya sampai sekarang kita menikmati hasilnya. Bahkan, proses itu masih terus berlanjut.
Saya berpendapat bahwa bangsa Indonesia tidak memiliki perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berarti karena ketidakmapanan budaya literasi, dokumentasi, dan edukasiCollective learning tetap ada; tetapi dengan kurangnya dokumentasi pengetahuan sulit bertahan lintas generasi. Kalau pun ada dokumentasi, jika keinginan untuk mengedukasi diri dengan membaca tulisan-tulisan pengetahuan orang lain tidak ada, siapa yang mau baca? Yang lebih parah lagi, bisa saja pengetahuan generasi terdahulu justru didokumentasikan oleh bangsa luar dan dibaca oleh golongan mereka sendiri.

No comments: